KETIKA SEORANG GUS KETIKUNG CINTA BAB 3

Part 3

"Buuuune, mbok bilih mboten ngrepoti, nyuwun tulung buatkan kopi soalnya ini abah mau njagong agak lama, bu." Pinta kyai Hamam.
"Injih, bah.." Jawab bu nyai Maysyaroh dengan suara pelan nan lembut.
Lalu beliau berdiri membuatkan kopi.
"Hhuuuuuufffffttt,,,," kyai Hamam menghela nafas panjang.
"Gus Jalal, pripun kabare ramandamu?"
"Alhamdulillah sehat sedanten, yi." Jawab gus Jalal.
"Abah mau cerita soal ramandamu. Dulu, waktu masih mondhok di kyai Idris ghozali.
 Biyuuuh, gus, saya itu seumur-umur belum pernah ketemu orang limpat yang dablegnya nggak katulungan, gus."
"Lho, abah gak pernah cerita niku, kyai." Jawab gus Jalal disertai kernyitan di dahinya.
"Iya, gus, makanya tak ceritain, aku sama ramandane gus Umam, yaitu Ridwan Ahmad. Itu pas mondhok sudah dua tahun lamanya, gus. Tetapiya nggak tahu, selama dua tahun itu, aku sering sanget kena hukuman, yaitu berdiri berjam-jam jika lupa saat setoran, gus. Sampai tibalah suatu saat ada santri baru dipesantrennya romo yai Idris Ghozali."Dia adalah ramandamu, gus Jalal.
Cuma dia ganti namanya menjadi Zidan mungkin, itu untuk menutupi jati diri beliau.
"Santri baru itu aku sapa, 'Assalammu'alaikum, kang.',
 'Alaikumus salam wa rohmah' jawabnya.
Lalu aku tanya, 'Namanya siapa dan dari mana, kang?'
Lalu santri itu mengenalkan diri, 'Saya Zidan, kang, rumah saya deket dari sini, kang.',
'Hamam Muhammad, panggil saya Hamam. Saya dari Rejo Sewu.'.

 Singkat cerita, kang Zidan ini kamarnya berhadapan dengan kamar ku, gus Jalal.
Lha,timbul suatu keanehan, setiap malam pengurus pondok, selalu obrak-obrak setiap santri untuk sholat tahajud.
 Soalnya, di pesantren yai Idris setiap santri wajib sholat tahajud.
"Lha pas kamarnya kang Zidan, lurah pondhok maupun jajaran pengurus tak pernah menemukan sosok kang Zidan. Seakan ditelan bumi, sudah hampir dua minggu lamanya.
Akhirnya gegerlah pesantren itu. Ada isu-isu yang beredar, katanya jin muslim ikut nyantri atau jin penunggu. Sudah banyak versi lah, gus.

 Laporlah lurah pondok ini ke kyai Idris. Ternyata, oleh kyai Idris disuruh menunggu di depan pintunya dengan syarat, jangan sampai ada yang tertidur meskipun sak sliyutan. Tetapi lurah pondok pun yang biasa di panggil mbah Nggle, ternyata juga tertidur bersama anak buahnya.
 Ketika terbangun ternyata kang Zidan sudah tidak ada di ruangannya. Laporlah mbah Nggle ke kyai Idris tentang kejadian malam itu.
Akhirnya yai Idris dawuh, yowes tak aku dewe sing nyanggong mengko bengi.

 Akhirnya, di malam kedua Yai Idris sendiri yang memergoki kang Zidan pas waktu keluar dari kamarnya. "Zidan,mriki sekedap kang!" Ucap kyai Idris.
"Njih, yai," jawab Zidan.
"Ngaten kang, saya dapat laporan dari lurah pondhok. Katanya, sampeyan selalu menghilang kalau tiap malam. Dan para pengurus gak ada yang tahu di mana keberadaan kamu.
Lha memangnya kamu kemana saja kang?'"tanya kyai Idris.
"Tilem, kyai,'"jawab Zidan.
"Lho, turu teng pundhi, kang? Kok sampek nggak ada yang tahu?'" tanya yai Idris.
"Dalem tilem di atas pohon mangga depan rumah pak yai. Mergi, teng kamar santri mboten saget tilem, yi, rame sanget." jawab kang Zidan dengan polosnya.
Kyai Idris hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil berucap,
"Nanti kalau kamu jatuh gimana? Terus apa orangtua kamu gak akan menyalahkan pondhok ini karena dikira teledor jagain santri-santrinya?" "Lha kados pundi malih tho, romo yai. Tetapi Alhamdulillah, dalem sae-sae kemawon ngantos saniki.
""Yowes, mulai besok kamu ikut saya. Nanti tidur di kamar sebelahnya ruang dapur. Tetapi, besok pagi kamPart 3

"Buuuune, mbok bilih mboten ngrepoti, nyuwun tulung buatkan kopi soalnya ini abah mau njagong agak lama, bu." Pinta kyai Hamam."Injih, bah.." Jawab bu nyai Maysyaroh dengan suara pelan nan lembut. Lalu beliau berdiri membuatkan kopi."Hhuuuuuufffffttt,,,," kyai Hamam menghela nafas panjang. "Gus Jalal, pripun kabare ramandamu?""Alhamdulillah sehat sedanten, yi." Jawab gus Jalal."Abah mau cerita soal ramandamu. Dulu, waktu masih mondhok di kyai Idris ghozali. Biyuuuh, gus, saya itu seumur-umur belum pernah ketemu orang limpat yang dablegnya nggak katulungan, gus.""Lho, abah gak pernah cerita niku, kyai." Jawab gus Jalal disertai kernyitan di dahinya."Iya, gus, makanya tak ceritain, aku sama ramandane gus Umam, yaitu Ridwan Ahmad. Itu pas mondhok sudah dua tahun lamanya, gus. Tetapiya nggak tahu, selama dua tahun itu, aku sering sanget kena hukuman, yaitu berdiri berjam-jam jika lupa saatsetoran, gus. Sampai tibalah suatu saat ada santri baru dipesantrennya romo yai Idris Ghozali."Dia adalah ramandamu, gus Jalal. Cuma dia ganti namanya menjadi Zidan mungkin, itu untuk menutupi jati diri beliau."Santri baru itu aku sapa, 'Assalammu'alaikum, kang.', 'Alaikumus salam wa rohmah' jawabnya. Lalu aku tanya, 'Namanya siapa dan dari mana, kang?' Lalu santri itu mengenalkan diri, 'Saya Zidan, kang, rumah saya deket dari sini, kang.', 'Hamam Muhammad, panggil saya Hamam. Saya dari Rejo Sewu.'. Singkat cerita, kang Zidan ini kamarnya berhadapan dengan kamar ku, gus Jalal. Lha,timbul suatu keanehan, setiap malam pengurus pondok, selalu obrak-obrak setiap santri untuk sholat tahajud. Soalnya, di pesantren yai Idris setiap santri wajib sholat tahajud."Lha pas kamarnya kang Zidan, lurah pondhok maupun jajaran pengurus tak pernah menemukan sosok kang Zidan. Seakan ditelan bumi, sudah hampir dua minggu lamanya. Akhirnya gegerlah pesantren itu. Ada isu-isu yang beredar, katanya jin muslim ikut nyantri atau jin penunggu. Sudah banyak versi lah, gus. Laporlah lurah pondok ini ke kyaiIdris. Ternyata, oleh kyai Idris disuruh menunggu di depan pintunya dengan syarat, jangan sampai ada yang tertidur meskipun sak sliyutan. Tetapilurah pondok pun yang biasa di panggil mbah Nggle, ternyata juga tertidur bersama anak buahnya. Ketika terbangun ternyata kang Zidansudah tidak ada di ruangannya. Laporlah mbah Nggle ke kyai Idris tentang kejadian malam itu. Akhirnya yai Idris dawuh, yowes tak aku dewe sing nyanggong mengko bengi. Akhirnya, di malam kedua Yai Idris sendiri yang memergoki kang Zidan pas waktu keluar dari kamarnya. "Zidan,mriki sekedap kang!" Ucap kyai Idris."Njih, yai," jawab Zidan. "Ngaten kang, saya dapat laporan dari lurah pondhok. Katanya, sampeyan selalu menghilang kalau tiap malam. Dan para pengurus gak ada yang tahu di mana keberadaan kamu. Lha memangnya kamu kemana saja kang?'"tanya kyai Idris. "Tilem, kyai,'"jawab Zidan. "Lho, turu teng pundhi, kang? Kok sampek nggak ada yang tahu?'" tanya yai Idris."Dalem tilem di atas pohon mangga depan rumah pak yai. Mergi, teng kamar santri mboten saget tilem, yi, rame sanget." jawab kang Zidan dengan polosnya. Kyai Idris hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil berucap, "Nanti kalau kamu jatuh gimana? Terus apa orangtua kamu gak akan menyalahkan pondhok ini karena dikira teledor jagain santri-santrinya?" "Lha kados pundi malih tho, romo yai.Tetapi Alhamdulillah, dalem sae-sae kemawon ngantos saniki.""Yowes, mulai besok kamu ikut saya. Nanti tidur di kamar sebelahnya ruang dapur. Tetapi, besok pagi kamu bersihkan dulu kamarnya.
satu lagi,dengan syarat kamu harus ikut tahajudan. soalnya nanti gak ada yg bangunin kamu. terus,tugas kamu,buatkan aku kopi, sama layanin tamu2 yg datang. siapapun tamu saya,harus kamu layanin dengan baik. siap kang?" Tanya kyai idris.
"insya alloh yai." jawab kang zidan.

Setelah satu minggu ikut ndalem. di rumah kyai idris terjadi keanehan. karena setiap bikin kopi, kang zidan selalu pakai gelas kopi yg besar (MUK). tetapi jika kopinya tinggal setengah gelas, tiba2 kopi kyai idris penuh lagi. dan kejadian itu berulang ulang setiap harinya. karena merasa janggal,makadi panggilah kang zidan,"kang zidan sampeyan mriki sekedap kang."
"injih yai njih yai"sambil berjalan dengan cara ndodok mendekati kyai idris, setelah cium tangan kyai idris, kang zidan pun duduk di lantai.

kang zidan pun matur."wonten dalem menopo romo yai."kyai idris pun bertanya.
" Kang, apa gak merasa ada yg aneh kang??"
"mboten wonten kyai."jawab zidan dengan polosnya.
"yaqiiiin ????" tanya kyai idris sambil tersenyum.
"yaqin kyai." jawab kang zidan.
"ngene lho kang, wes enek seminggu iki kopi ku bila tinggal setengah gelas, kok tiba2 penuh lagi ? nopo mboten aneh niku kang."dengan tersenyum senyum,.
kang zidan pun berkata."dalem nyuwun pangapunten sanget yi, wau dalem undur kopi nipun panjenengan. lha kulo gantosi igkang panas malih kyai. mergi,,, kopi ikang asrep niku kirang sekeco raosipun."
"oooowwww ngono tho? yowes gak popo bilih kados ngaten kang" jawab kyai idris.
"njih sampun kyai, dalem ajeng teng dapur dulu.
"lalu zidan pun mencium tangan kyai.
dan dalam keadaan jongkok,zidan pun mulai mundur perlahan2 dari hadapan kyai idris.
"Kopi kyai kopi kyai!!!. insya alloh dados washilah kaberkahan.
kopi kyai kopi kyai. boleh di tukar dengan rokok telong ler(3 batang)!!!"terdengar suara riuh di ruang santri.
"aku kang!!" jawab kang ridwan.
"aku kang aku!" kata kang faqih.
"Wes ngaten mawon kang ridwan..niki kajenge kang faqih aja, kemarin kang ridwan kan sudah tho. niki kang faqih, kopi ne?
"Rokok mana rokok!!""niki kang zidan"kata kang faqih setelah menerima kopi lalu mengulurkan rokok 3 batang ke tangan kang zidan.
Lalu kang zidan pun angkat bicara."Tenang tenang, besok hari kamis malam jum'at mbah yai akan kedatangan tamu agung. poro kyai khos lan poro habaib.
lhak khusus minuman sisane ndoro habib.ganti ne rokok 2 cepet yo (2 bungkus) untuk yg lain cukup 6 batang saja."
"luarange kang,!!"Protes kang ridwan.
"wes, yen gak gelem gak popo.ojo protas protes ae wan. hayo,sopo pesen.
iki daftar nama2 kyai dan habaib. pemesanan di buka sekarang."ucap kang zidan.
"Ngalap barokah dari minuman bekas kyai2 itu apa gak syirik tho kang??
"tiba2 kang mustofa angkat bicara.
"gini lho kang mus,"kang zidan pun mulai bicara sambil menyalakan rokok.
"pertama, kita minum bekas minuman kyai.itu menandakan latihan kecintaan kita kepada orang 'alim. dan salah satu tanda cinta yaitu tak adanya rasa jijik minum sisa minuman orang alim. atau sisa2 makanan orang alim. karena semakin orang itu cinta kepada seseorang. maka,tak ada rasa jijik kepada orang yg di cintainya. siapa tahu,karena kecintaan kita kepada orang alim. Alloh menemukan nama kita di hati orang2 alim."
"Yg kedua, orang alim itu dzikirnya tak pernah putus. jadi ketika makan maupun minum. beliau2 ini tetap berdzikir kepada Alloh. jadi,setiap makan dan minum pun ada para malaikat tetap mengamini do'a2nya. oleh karena itu, dengan alasan ini.maka,bisa jadi para malaikat juga mengamini do'a2 orang yg menghabiskan sisa makanan maupun minumannya sebagai washilah tumurune barokah saking alloh.paham kang mus.???"
"paham kang ,"balas kang mus."ah,
ancen repot kok, lak ngomongi wong gak pati cerdas ki" ucap kang zidan sambil tersenyum.
"yo gak, ancen lambe mu lambe blantik, makelaran thok.
"balas kang mus ( yg membuat santri2 yg lain pada ketawa).
HA HA HA

#Bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kisah cinta khusrau shirin

biografi singkat mbah abul fadhol senori tuban

Biografi singkat al magfurlah KH. HASAN THUBA pengasuh pp.raudlatut thalibin tanggir